Catatan Perjalanan Wisata ke Raja Ampat, Papua Barat Daya

Cekaer.com – “Jangan mati sebelum ke Raja Ampat…”, begitu kata Edson, – teman sekampus (dulu) di USU yang kebetulan menjadi Penjabat di Provinsi Papua Barat Daya, – memprovokasi lewat panggilan teleponnya. Mengundang untuk reunian teman sekampus sekaligus wisata ke Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Akhirnya bersama beberapa teman, berlimabelas, jadilah kami di Oktober 2024 lalu berkunjung ke Raja Ampat, Surga di Tanah Papua yang menjadi tujuan wsata bahari utama dunia.
Menurut info penduduk setempat memang masa terbaik untuk berwisata ke Raja Ampat adalah di antara Bulan Agustus sampai Desember. Pada masa-masa tersebut tidak sedang “Musim Angin Barat” dan cuaca cerah, mendukung untuk melihat semua spot-spot wisata di sekitar wilayah Raja Ampat.
Siapapun akan berdecak kagum melihat keindahan dan kekayaan alam yang diberikan Ilahi kepada Indonesia, khususnya Tanah Papua ini. Tak bisa tidak…, melihat hamparan laut berwarna tosca dan hijau kebiruan dipadu dengan latar kehijauan hutan dipulau-pulau nan asri dengan berbagai dinding tebing kapur (karst) yang seperti diukir alam. Melihat ikan dan berbagai flora fauna laut di pesisir pantai yang begitu jernih.
“Macam di akuarium…!”, celetukan takjub seorang teman ketika berenang dan bermain air di pantai di depan penginapan.

Raja Ampat memang surganya bagi penggemar diving dan snorkeling. Dengan proporsi 80 persen wilayah Raja Ampat adalah perairan, dan kaya akan kehidupan bawah laut terutama terumbu karang, kawasan ini dimasukkan kedalam segitiga terumbu karang dunia (coral triangle). meliputi Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste.
Kawasan segitiga terumbu karang menyimpan kekayaan alam berupa spesies laut yang lebih banyak dari perairan mana pun di bumi dan menjadi rumah bagi 75 persen dari seluruh spesies terumbu karang, serta 37 persen dari seluruh spesies ikan terumbu karang di dunia

Tercatat bahwa Wilayah Raja Ampat terdiri dari 4.6 juta hektar lautan, 1.411 pulau kecil, pulau karang atau atol, dan beting, yang mengelilingi empat pulau utama, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Dilintasi garis khatulistiwa, Raja Ampat memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di Bumi.
Geopark Raja Ampat merupakan kawasan istimewa berupa gugusan kepulauan karst (kapur) yang terletak tepat di garis khatulistiwa. Keunikan geologisnya berskala internasional, dengan ditemukannya batuan tertua yang tersingkap di dunia, berusia 439 – 360 juta tahun yang lalu (Silur – Devonian) yang terletak di Misool. Di beberapa publikasi (ilmiah) disebutkan, sejarah geologi Daerah Raja Ampat tersusun secara lengkap dan mewakili hampir sepersepuluh usia bumi.

Raja Ampat merupakan bagian dari Kawasan Megabiodiversitas Papua. Sehingga tidak heran sebagian besar kawasannya masuk ke dalam kawasan konservasi. Ekosistem marine dan terestrial Raja Ampat menjadi habitat bagi ratusan jenis spesies unik, langka, dan terancam punah. Juga menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik, yang tak bisa ditemukan di belahan Bumi manapun.
Kunjungan empat hari memang tidaklah cukup untuk mengeksplorasi seluruh Wilayah Raja Ampat, namun dalam waktu yang relatif singkat itu spot-spot wisata utama di Raja Ampat telah kami sambangi. Pengalaman yang tak terlupakan.
Spot-spot wisata yang instagramable itu antara lain: Geosite Piaynemo, Telaga Bintang, Desa Wisata Sauwandarek dan Arborek, Danau Love (Cinta), Kali Biru, Gua Putri Termenung dan Mansuar yang akan ditampilkan dalam bagian lanjutan catatan perjalanan ini. (ssi)
Alam dan kekayaan Indonesia memang luar biasa indah dan uniknya. Raja Ampat salah satunya.